MEMBANGUN SISTEM KEWASPADAAN DINI DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN DATA PERUBAHAN IKLIM DAN ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS)
Rp. 50.000
Overview :
Lingkungan, baik biologis maupun fisik, merupakan salah satu faktor yang berperan dalam munculnya dan penyebaran penyakit DBD. Perubahan iklim dapat mempengaruhi pola penyakit menular dan meningkatkan risiko penularan. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah menjadi endemik di kota-kota besar di Indonesia. Diduga wabah DBD yang terjadi setiap tahun di hampir seluruh wilayah Indonesia erat kaitannya dengan pola cuaca. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan iklim (curah hujan, kelembaban dan suhu udara) dengan kejadian DBD di Kota Banjarbaru selama tahun 2001-2010. Desain penelitian ini adalah penelitian ekologi masa lampau. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2010 dan berlokasi di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan dengan menggunakan data sekunder. Data jumlah kasus DBD berasal dari laporan yang tercatat di Dinas Kesehatan Banjarbaru. Data iklim yang digunakan adalah data curah hujan, suhu dan kelembaban yang diperoleh dari Stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Banjarbaru dan Stasiun Syamsudin Noor Banjarmasin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa curah hujan, kelembaban, suhu udara dan jumlah bebas jentik berpengaruh terhadap kejadian DBD (27%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah peningkatan curah hujan dan kelembaban berpengaruh terhadap peningkatan kasus DBD. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama yang baik antara dinas kesehatan dengan BMKG sebagai penanggung jawab data iklim. Jika curah hujan dan kelembaban meningkat, dapat digunakan sebagai peringatan dini dan peringatan bagi semua pihak untuk melakukan kegiatan yang cepat dan tepat dalam kerangka kerja.